Syahrir Lantoni (Wartawan) : Guru saya menjadi wartawan. sikapnya yang pantang menyerah selalu teringat.
Arbab Paproeka (Lawyer & Anggota DPR-RI) : Guru saya menjalani hidup. Arbab mengajarkan banyak hal dan selalu bisa menjadi malaikat bagi saya & teman-teman sampai hari ini.
Izharry Agusjaya Moenzir (Wartawan): Orang yang mengajarkan pentingnya memikirkan masa depan wartawan
Profil Karir
- Andi
- Bersama Rustam, saya nekad merancang peliputan kegiatan Pramuka di sebuah Kabupaten di Sulawesi Tenggara. Kertas berukuran A4 dengan tulisan yang diformat kolom layaknya koran kami buat waktu itu, untuk melayani informasi bagi para peserta perkemahan. Di kampus Unhalu, saya bersama Djufrie Rachim membantu kelahiran Tabloid Supersemar,sampai kemudian kami mempunyai Tabloid sendiri. Tabloid itu kabarnya diberangus Kampus karena "menggigit" tuannya sendiri. Memulai karir "profesional" di Harian Media Kita Kendari, menjadi saat yang paling penting. Semangat saya terbakar melihat Senior saya Syahrir -Bang Acil -Lantoni (sekarang diIndo Pos)yang begitu mendedikasikan hidupnya untuk menjadi wartawan. karir saya disana selesai setelah "kantor" termakan bujukan pengusaha pemilik Pabrik Tebu Sumber Madu Bukari, saya pun didepak karena dianggap tidak kooperatif. Saya menolak diminta berhenti menulis soal kelicikan dan kebrutalan perusahaan itu merampas tanah-tanah milik rakyat di kawasan Lambuya Selatan Sulawesi Tenggara. Nasib membawa saya ke Radio Trijaya Jakarta di sana ada Izharry Agusjaya Moenzir, Pemred sekaligus guru pers bagi saya. Terakhir saya "nyangkut" di STV Bandung.
1 komentar:
Posting Komentar